Penyuluh Agama Danurejan Pembinaan Kepada MT. Mubarok
Yogyakarta (KUA Danurejan) – Penyuluh Agama Islam Fungsional (PAIF) KUA Danurejan Yogyakarta H. Sujoko Suwono, S. Ag., MSI mlaksanakan pembinaan kepada Majelis Taklim (MT) masjid Mubarok di Jl. Tukangan No. 1 Yogyakarta pada hari Ahad, 04 Mei 2025. Dalam pembinaan ini Sujoko Suwono lebih banyak menggunakan metode dialog interaktif agar apa yang disampaikan sesuai yang dibutuhkan oleh jamaah.
Oleh karena dari jamaah tidak ada yang bertanya, maka Sujoko menanyakan apa tujuan sholat ? Dari jamaah tidak ada yang bisa menjawab. Oleh karena itu Sujoko menyampaikan materi tentang tujuan sholat. Dalam surat Ţāhā ayat 14 disebutkan “Innanii analloohu laa ilaaha illallaa ana fa’budnii wa aqimishsholaata lidzikrii”. Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah sholat untuk mengingat Aku. Dalam ayat ini jelas bahwa tujuan sholat adalah “lidzikrii” (mengingat Aku/mengingat Allah).
Lebih lanjut Sujoko menjelaskan berapa banyak di antara kita pada saat sholat itu tidak ingat kepada Allah, tetapi ingat bermacam-macam selain Allah. Bagaimana supaya kita bisa sholat khusyu’. Ada beberapa tahapan dalam mencapai sholat yang khusyuk. Pertama harus memasukkan iman di dalam hati dengan memperbaiki akhlaq sesuai Hadist Riwayat Ahmad dari Abu Huroiroh “Sesempurna-sempurnanya keimanan orang mukmin adalah orang yang paling baik akhlaqnya. Ciri masuknya imam ke dalam hati menurut surat Al-‘Anfāl ayat 2 dijelaskan “Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal”. Pada ayat ini ciri masuknya imam itu jika disebut nama Allah, maka bergetar hatinya.
Selanjutnya cara memasukkan iman dalam hati menurut surat Al-‘A`rāf ayat 205 disebutkan “Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai”. Pada ayat ini dijelaskan bahwa cara memasukkan iman dalam hati itu ada 2 cara. Yakni rendah diri dan rasa takut serta tidak mengeraskan suara (dalam hati). Bagi yang lebih dominan rendah diri, saat dalam kondisi rendah diri itu disebut nama Allah di tempat munculnya rasa rendah diri tersebut. Bagi yang rasa takutnya lebih dominan, menyebut nama Allah di tempat munculnya rasa takut tersebut (di tempat munculnya rasa merinding). (Jk).